Dalam artikel tentang Perbedaan Pengertian Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif telah
disinggung tentang perbedaan-perbedaan prinsip penerapan kedua pendekatan ini.
Namun, masih dibutuhkan penjelasan yang menunjukkan perbedaan keduanya,
setidaknya menurut Sugiyono (2007) dapat ditinjau dari perbedaan aksioma,
karakteristik, dan dalam proses penelitiannya, sebagai uraian berikut ini.
1. Perbedaan aksioma (pandangan
dasar)
Perbedaan
aksioma ini meliputi sifat realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti,
hubungan antarvariabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai. Sekilas
dapat diuraikan perbedaan-perbedaan tersebut sebagai berikut:
a. Perbedaan
sifat realitas
Dalam
penelitian kuantitatif yang berlandaskan filsafat positivisme, realitas
dipandang sesuatu yang konkrit, observable,
dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, tidak berubah (tetap), dapat
diukur, dan diverifikasi. Sementara itu, dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan
filsafat postpositivisme atau paradigma interpretif, realitas tidak dapat
dipandang secara parsial dan dipecah ke dalam variabel-variabel, tetapi harus
dipandang sebagai sesuatu yang dinamis, satu kesatuan, utuh (holistic).
b. Hubungan
peneliti dengan yang diteliti
Dalam
penelitian kuantitatif, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat
independen, berjarak, diasumsikan kebenaran berada di luar hubungan itu. Kuesioner
disajikan untuk memperoleh data, dan peneliti hampir tidak mengenal siapa
sampel dari populasi yang ditelitinya. Sementara dalam penelitian kualitatif,
peneliti justru harus berinteraksi dengan subjek yang ditelitinya, membina
hubungan baik dalam upaya mendapatkan data dan memaknainya.
c. Hubungan
antarvariabel
Dalam
penelitian kuantitatif, peneliti melihat variabel yang ditelitinya sebagai
hubungan sebab-akibat (kausal) sehingga dikenal ada variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable). Hubungan inilah yang
dicari signifikansi pengaruhnya. Sementara itu, dalam penelitian kualitatif
yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses,hubungan antarvariabel
cenderung dilihat sebagai interaksi yang saling mempengaruhi (reciprocal),
sehingga tidak diketahui dan tidak ada istilah mana independent variable dan dependent
variable.
d. Kemungkinan
generalisasi
Dalam
penelitian kuantitatif, lebih menekankan keluasan cakupan informasi ketimbang
kedalamannya, dimana generalisasi diperoleh dari penelitian terhadap sampel,
yang diberlakukan terhadap populasi. Sementara itu, dalam penelitian
kualitatif, justru lebih menekankan kedalaman informasi (tidak menggeralisasi),
sehingga sampai pada tingkat makna, “di balik sesuatu yang tampak”. Dalam
penelitian kualitatif tidak ada istilah generalisasi tetapi transferability (keteralihan), yang
berarti hasil penelitian pada suatu tempat, memungkinkan juga untuk diterapkan
di tempat-tempat lainnya yang relatif sama.
e. Peranan
nilai
Dalam
penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data
(subjek yang diteliti), maka pada penelitian kuantitatif relatif bebas nilai,
untuk menjaga supaya data yang diperoleh bersifat objektif. Sementara itu, dalam
penelitian kualitatif, justru sarat dengan muatan nilai, sebab baik peneliti
maupun yang diteliti sama-sama memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan,
nilai-nilai, persepsi, dan kepentingan yang berbeda-beda, yang mempengaruhi proses
pengumpulan data, analisis, hingga pembuatan laporan.
2. Perbedaan karakteristik
Dalam
penelitian kuantitatif, desain secara spesifik ditetapkan sejak dari awal,
tujuannya menguji teori yang menunjukkan hubungan kausalitas antarvariabel, pengumpulan
data menggunakan kuesioner, observasi atau wawancara terstruktur, data bersifat kuantitatif, sampelnya besar,
analisis data menggunakan statistik, hubungan dengan sampelnya berjarak,
masalah dan hipotesis dirumuskan secara jelas, melakukan uji validitas dan reliabilitas
instrument, dan menguji hubungan antar variabel untuk kemudian menarik kesimpulannya.
Sementara itu, dalam penelitian kualitati, desain bersifat fleksibel, bertujuan
menggambarkan realitas yang kompleks dalam upaya memahami makna, analisis data
menggunakan triangulasi dilakukan secara terus menerus selama penelitian,
peneliti sebagai instrument kunci (human
instrument), data bersifat deskriptif, sampel (sumber data) kecil, hubungan
peneliti dengan sumber data penuh empati, peneliti tidak merumuskan hipotesis
karena dalam penelitian kualitatif justru menemukan hipotesis, pencarian data terus
dilakukan hingga data jenuh.
3. Perbedaan proses
penelitian
Proses
penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan (preliminary study) untuk mendapatkan masalah yang
sesungguh-sungguhnya. Kemudian dirumuskan secara spesifik dalam bentuk pertanyaan
penelitian (research question). Setelah
membaca referensi teoretik dan jurnal-jurnal hasil penelitian yang relevan,
selanjutnya peneliti menetapkan hipotesis (dugaan sementara) tentang hubungan
variabel yang ditelitinya. Langkah berikutnya memilih metode yang tepat, apakah
itu metode survey, ex post facto,
eksperimen, evaluasi, action research,
atau policy research, pokoknya selain
metode dengan pendekatan kualitatif. Setelah metode ditetapkan, peneliti
menyusun instrument penelitian (dapat berupa test, kuesioner, pedoman
wawancara, atau observasi) dengan mengacu pada teori, dan sebelum disajikan
pada sampel, terlebih dahulu instrument tersebut diujicobakan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitasnya. Pengambilan sampel harus acak (random) sebagai syarat utama
keterwakilan populasinya, sekaligus syarat generalisasi hasil penelitian.
Setelah data terkumpul, diolah, dianalisis, untuk mengetahui apakah hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak. Langkah akhir, adalah menyimpulkan jawaban
terhadap rumusan masalah atas dasar verifikasi hipotesis tersebut.
Proses
penelitian kualitatif, ibarat orang asing yang ingin menyaksikan pertunjukkan
wayang, belum tahu apa, mengapa, bagaimana wayang itu dimainkan. Ia akan tahu
setelah melihat, mengamati, dan menganalisis dengan seksama. Jadi, setelah
memasuki objek, peneliti melihat sesuatu, ibarat menonton wayang, ia melihat
penonton, panggung, gamelan, penabuh, wayang, dalang, sinden, dimana tahap ini,
dalam perspektif kualitatif disebut tahap orientasi atau deskripsi. Kemudian
berlanjut ke tahap reduksi/focus. Peneliti mereduksi informasi pada tahap
orientasi, ia menyortir data, memilih mana yang sesuai, dikelompokkan menjadi
kategori. Selanjutnya berlanjut ke tahap selection,
di mana peneliti menguraikan focus yang
telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Dengan
menganalisis secara mendalam, peneliti dapat menemukan tema, mengkonstruksi
bangunan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu yang baru. Tahapan orientasi atau
deskripsi, reduksi, dan seleksi, dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang,
dengan memeriksa melalui teknik triangulasi hingga datanya jenuh.
Menurut Hamidi
(2004),
setidaknya terdapat 12 perbedaan antara pendekatan penelitian kuantitatif dengan kualitatif, sebagai berikut:
1. Dari segi perspektif, penelitian kuantitatif cenderung menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan, yang berasal dari teori yang sudah
ada,
yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan
indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut
dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya, penelitian kualitatif cenderung menggunakan
persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita
rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan
pandangan informan.
2. Dari segi konsep
atau teori, penelitian kuantitatif bertolak
dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih peneliti, kemudian dicari datanya melalui
kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain, penelitian kualitatif berangkat dari
penggalian data berupa pandangan sumber data dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama
peneliti memberi
penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Singkatnya, penelitian
kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan
kualitatif mengembangkan, menciptakan,
menemukan konsep atau teori.
3. Dari segi hipotesis,
penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori-teori
relevan yang telah dipilih, sedangkan penelitian kualitatif bisa menggunakan
hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada, maka hipotesis bisa ditemukan di
tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang
lebih mendalam lagi.
4. Dari segi teknik
pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner,
sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
5. Dari segi
permasalahan atau tujuan penelitian. Penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin
mengetahui tingkat pengaruh, keeratan hubungan atau asosiasi antar variabel, atau kadar
satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif
menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di
balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
6. Dari segi teknik
memperoleh jumlah (size) responden (sample), pendekatan kuantitatif ukuran (besar,
jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan
menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan
sebelum pengumpulan data. Pada penelitian kualitatif jumlah responden
diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya
diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai
pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan
informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian
ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball),
sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para
informan sebelumnya. Jadi pada penelitian kualitatif, jumlah responden atau informannya
didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
7. Dari segi alur pikir
penarikan kesimpulan. Pada
penelitian kuantitatif, berproses secara deduktif, yakni dari
penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di
sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life
story, life cycle,
berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan
interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau
teori sebagai temuan.
8. Dari bentuk penyajian
data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian
kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan
pandangan responden.
9. Dari segi definisi
operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian
kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel
(definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika
penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian
telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan
menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan
jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan
pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
10. Dari segi analisis
data, pada
penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan
perhitungan statistik, sedangkan pada penelitian kualitatif analisis datanya
dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara
“mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya
sampai terakhir memberi interpretasi atas temuannya.
11. Dari segi instrumen,
penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri, karena peneliti sebagai manusia dapat
beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Hal ini sangat diperlukan
agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan
informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau
kuesioner.
12. Dari segi penarikan kesimpulan, pada penelitian kualitatif interpretasi
data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian,
sebab merekalah yang ebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau
informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap
interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep
tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden.
Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti,
berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
Sumber:
Hamidi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi
Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.
Sugiyono. (2007). Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar