Jumat, 27 Mei 2016

PERBEDAAN PENGERTIAN PENELITIAN DENGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF


Apabila pada pembahasan mengenai Jenis-Jenis Metode Penelitian telah diungkapkan bahwa berdasarkan tingkat kealamiahannya, penelitian dapat dibedakan menjadi tiga, yakni penelitian eksperimen, penelitian survey, dan penelitian naturalistik, maka pada pembahasan kali ini, akan dibahas secara lebih sederhana, mengerucut, dalam dua pemilahan pendekatan saja, yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
     Penelitian dengan pendekatan kuantitatif sering disebut sebagai metode tradisional, scientific, positivistik, konfirmasi, atau discovery. Sementara itu, penelitian dengan pendekatan kualitatif sering disebut sebagai metode baru/modern, postpositivistik, artistik, atau interpretive research.
     Penelitian dengan pendekatan kuantitatif sering disebut sebagai penelitian dengan metode tradisional, karena metode ini sudah digunakan cukup lama oleh para peneliti dalam berbagai bidang ilmu. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut pula sebagai metode scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang bercirikan data yang konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut sebagai metode konfirmasi, karena didasarkan pada teknik deduktif, sehingga penelitian yang dilakukan lebih pada melakukan pemeriksaan kebenaran temuan-temuan terdahulu. Metode ini juga disebut sebagai metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai ilmu pengetahuan baru. Metode ini disebut metode kuantitatif, karena data penelitian bersandar pada angka-angka (quantity), dan analisis data menggunakan analisis statistik, sebagai cara untuk dapat sampai pada kesimpulan hasil penelitian.
      Dasar pemikiran filsafat positivisme memandang realitas, gejala, atau fenomena sebagai sesuatu yang dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati (observable), terukur, dan hubungan antar gejala menunjukkan kausalitas, mencerminkan hubungan sebab-akibat. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada populasi, atau pada sampel tertentu yang representatif. Proses penelitiannya bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan masalah dilandaskan pada konsep atau teori, sehingga kemudian dapat ditetapkan dugaan (hipotesis) atas sebab-akibat yang mungkin terjadi di antara variabel-variabel yang diteliti. Data diperoleh melalui penyajian instrument penelitian, yang dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial guna menjawab hipotesis yang telah diajukan, apakah diterima atau ditolak.
     Sementara itu, metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian nauralistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Penelitian kualitatif dianggap sebagai metode baru atau modern, karena popularitasnya belum lama. Kadangkala disebut metode etnographi, karena pada awalnya digunakan oleh peneliti di bidang antropologi budaya. Metode ini dinamakan pula metode postpositivistik, karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola). Metode ini disebut juga metode interpretif karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi peneliti terhadap data yang ditemukan di lapangan. Dinamakan sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dianalisis atas dasar kualitasnya (menurut peneliti), tidak bersandarkan pada ang-angka sebagai penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
     Dasar pemikiran filsafat postpositivisme atau paradigma interpretif, memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada setting alamiah, apa adanya, di mana instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh sebab itu, bekal yang harus dimiliki oleh peneliti-peneliti dengan pendekatan kualitatif adalah wawasan yang luas sehingga sensitif akan hal-hal yang layak diteliti dalam situasi sosial yang dinamis. Untuk meyakinkan kebenaran penelitiannya, peneliti kualitatif menggunakan teknik triangulasi untuk mengecek keabsahan data yang dikumpulkannya. Menurut Danzin (1978) ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik, dan triangulasi teori.  Dengan triangulasi, peneliti kualitatif dapat me-recheck temuannya, dalam usaha menemukan “makna” dari penelitiannya itu.

Sumber:
Abdullah, I. (2008). Materi Kuliah Metode Penelitian Administrasi. Yogyakarta: Magister Administrasi Publik UGM
Hamidi. (2004). Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar