MENGEMUKAKAN / MERUMUSKAN MASALAH

Setelah masalah penelitian dipilih dan nilai penting dari masalah itu diyakini (subyektif peneliti) sudah ditetapkan, maka tugas peneliti berikutnya adalah mengemukakan atau merumuskan masalah penelitian tersebut dalam bentuk "yang dapat diteliti".

Peerlu diketahui bahwa penjabaran persoalan yang baik harus:
a.  Menerangkan dengan jelas apa yang akan diterangkan atau dipecahkan.
b.  Membatasi ruang lingkup studi itu pada suatu persoalan khusus.

Selanjutnya, dalam mengemukakan atau merumuskan masalah, peneliti harus berusaha supaya ada keseimbangan antara "keumuman" dan "kekhususan". Apabila masalah itu terlalu bias dan terlalu umum, maka peneliti akan dihadapkan pada suatu bidang yang kabur, samar-samar, tidak jelas, tanpa ada petunjuk kemana arah yang akan ditempuh, apa sasaran yang akan dibidik untuk dipecahkan. Sebaliknya, masalah tersebut juga tidak boleh terlalu sempit, terlalu sederhana, sehingga masalah itu menjadi tidak berarti. Dalam hal ini, peneliti memerlukan masalah yang cukup luas supaya mempunyai arti penting menurut kriteria di atas, tetapi juga cukup khusus supaya dapat dilakukan dalam situasi tertentu. Cukup khusus, untuk menerangkan persamaan dan perbedaannya dengan penelitian-penelitian lainnya.

Masalah pilihan (final) tersebut pada akhirnya harus dikemukakan, yang menunjukkan pilihan peneliti yang terbaik. Dalam mengemukakannya, diajukan dalam bentuk "kalimat tanya", dalam bentuk pertanyaan, bukan pernyataan. Masalah yang dikemukakan dalam bentuk pertanyaan ini hendaknya mempertanyakan hubungan atau dua konsep (variabel) atau lebih. Tentu saja, sebagaimana sudah ditegaskan pada tulisan tentang "Identifikasi Masalah", dalam mengemukakan atau merumuskan masalah, hindari masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan (unsolvable problems), masalah-masalah yang tidak dijawab dengan penyelidikan ilmiah.